Perempuan Bisa !

Menjelang hari kartini, sesosok perempuan inspiratif yang dengan tulisan-tulisannya mampu merubah dan menaikkan harkat martabat perempuan hingga saat ini. Usaha Kartini melalui tulisan berbuah manis, terciptanya kesetaraan gender diberbagai aspek kehidupan yang berkaitan dengan nasib kaum perempuan. Terutama dalam hal memperoleh pendidikan yang layak. Banyak organisasi, Lembaga Swadaya Masyarakat, NGO hingga komunitas-komunitas berlomba membuat seminar, talkshow, diskusi dan lain sebagainya untuk memperingati. Namun tak dapat dipungkiri hingga kini, jaman yang dianggap sudah modern dengan pemikiran-pemikiran yang lebih terbuka dan berkembang masih saja perempuan berada pada posisi nomor dua setelah laki-laki. Sebenarnya apa yang menjadikan dasar bahwa kedudukan peerempuan dibawah laki-laki?
Sebuah seminar dalam rangka memperingati hari kartini dan hari bumi di kampus ku menganatarkan pada sebuah jawaban pasti yang selama ini mengganjal dalam benakku sebagai seorang perempuan. Ya, perempuan, entah mengapa aku tidak suka disebut wanita, kata perempuan lebih pantas dan lebih indah didengar. Awalnya aku berfikir bahwa yang membedakan perempuan dan laki-laki adalah kodratnya, bahwa laki-laki di takdirkan Tuhan sebagai seorang pemimpin.
Jawaban ku langsung dipatahkan oleh penyaji materi dalam seminar itu. Ia salah satu contoh perempuan masa kini yang mampu bersaing dengan laki-laki dan menjadi pemimpin. Ia berkata, “Benar pada kodratnya tetapi bukan yang seperti itu. Lebih tepat pada kodrat biologisnya dimana perempuan memiliki organ reproduksi, mengalami menstruasi, mengandung, menyusui dan lain sebagainya. Sehingga perempuan membutuhkan waktu untuk beristirahat lebih dibanding laki-laki yang dapat sepenuhnya bekerja tanpa diganggu.”
Hanya pemikiran awam terkotak-kotak dan tersekat yang berfikir perempuan tidak pantas dan tidak mampu menjadi seorang pemimpin. Perempuan adalah makhluk yang Tuhan ciptakan dengan memiliki kepekaan yang jauh lebih tajam dibanding laki-laki. Ketulusan hati seorang perempuan akan mampu meluluhkan hati semua orang, menyatukan pemikiran dan membentuk kesepahaman. Sehingga keberadaan dan eksistensi perempuan dan laki-laki tidak dibeda-bedakan. Persamaan dan keadilan dalam memberikan peluang bagi perempuan sudah selayaknya ditegakkan.
Dalam sebuah tekad kuat aku bermimpi untuk menjadi seorang pemimpin untuk satu wilayah dimana kedua orangtua ku dilahirkan. Bukan tanpa alasan aku bermimpi seperti ini. Berawal dari sebuah kata yang dilontarkan paman ku, “selesai SMA mau kuliah? Selesai kuliah kamu mau jadi apa? Pegawai seperti mamang? Sebaiknya jangan, mamang bibik dan kedua orangtua mu adalah korban dari sulitnya kami bersekolah pada masa itu. Rendahnya pemikiran dari nenek anang dan nenek ino yang menjadikan kami hidup dalam ekonomi yang terjepit saat ini. Kamu, dan semua keluarga kita kini harus berjuang, mendapatkan pendidikan yang tinggi, upah pola fikir, berjuang untuk kehidupan yang lebih baik. Jangan malas dalam mencari ilmu.”
Mimpi itu yang kini sedang ku untai membentuk sebuah angan, harapan dan nantinya akan menjadi kepastian. Selepas SMA aku diberi jalan sehingga bisa melanjutkan ke jenjang perkuliahan walau kakak hanya sampai SMK. Syukur tiada henti aku ucapkan kepada Tuhan, ada saja jalan untuk seseorang yang punya tekad kuat dan mau berusaha. Aku memilih jurusan administrasi Negara di salah satu kampus negeri yang tergolong mempunyai biaya semester cukup terjangkau. aku yakin dengan ilmu yang aku dapatkan dijurusan ini dapat mengantarkan ku kedepan pintu gerbang mimpi menjadi pemimpin.
Berangkat dari kegemaran ku bertanya dan berkomunikasi dengan orang lain, disela padatnya tugas-tugas berkuliahan aku bergabung dalam beberapa organisasi, lebih dari empat organisasi dalam dan luar kampus aku ikuti, dengan harapan banyak ilmu baru yang aku dapatkan. Benar saja setiap organisai yang aku ikutin memberikan beribu ilmu baru yang menjadikan ku ingin belajar dan terus belajar, keinginan untuk mencari tau suatu hal baru semakin meningkat, terlebih ketika aku merasa bahwa masih banyak hal yang tidak aku ketahui, banyak orang-orang cerdas yang siap bersaing dengan ku ketika dan lulus kuliah.

Cerminan seseorang yang nantinya menjadi pemimpin sudah terlihat sejak kecil. Sejak mulai berkomunikasi dengan orang lain, saat sudah mampu membangun hubungan dan mengembangkan diri pada lingkungan tempat tinggal. Pada dasarnya setiap orang terlahir sebagai pemimpin. Terutama dalam memimpin diri sendiri. Kita terlahir sebagai pemenang, diantara beribu sperma terpilihlah satu yaitu kita yang akan dilahirkan ke muka bumi.

Komentar

Postingan Populer