Perjalanan Menuju Puncak Gunung Munara

Perjalanan Menuju Puncak Gunung Munara

Perjalanan kali ini dimulai dari sebuah pesan singkat di whatsapp H-12jam
Kami berangkat pada hari minggu tanggal 29 Maret 2015 pukul 07.10 berkumpul di rumah Ka Nandher (sepupu). Berangkat dengan menggunakan 2 buah motor, kami berempat aku (Diana Pusvita), ka Nandher, ka Iam dan ka Malik. Aku dengan ka Malik, ka Nandher dengan ka Iam. Karena kali ini perjalanan touring menggunakan motor jadi berbagai perlengkapan harus dipersiakan dengan baik. Seperti jacket, jas hujan, helm, masker, sarung tangan, kaos kaki dan terpenting bensin harus full teng (supaya ga repot nyari pom bensin dijalan hehe).
Lengkap! Berangkaaat..
Rute : Perumnas - Islamik - Kelapa Dua - Serpong - BSD - Muncul - Parung, Bogor - Mt. Munara
Tepat pukul 08.00 kami sudah sampai di BSD, disana kami berhenti sejenak disebuah mini market untuk membeli beberapa minuman dan makanan ringan untuk pendakian. Setelah melanjutkan perjalanan, tidak terasa pukul 08.30 sudah sampai di perbatasan Parung, Bogor, terllihat dari kendaraan yang lalu lalang dengan plat F mereka. Mulai merasa asing dengan plat B. Melewati gunung sindur, jalanan yang kami lewati berlubang, becek, sepertinya semalam hujan deras. Percikan air berwarna kecoklatan sesekali mengenai sepatu dan celana yang kami kenakan.
Tiga puluh menit kemudian kami sudah sampai di pasar ciseeng, menurut pendapat warga sekitar lokasi tujuan kami sudah hampir dekat. Ya, benar saja ketika melewati pasar udara sejuk mulai terasa, pemandangan pun mulai indah, kami menemui beberapa batu sangat besar nan indah dan hamparan gunung nampak dari kejauhan. Kami juga melewati Makom Syekh Abdul Rosyid, disana terlihat ramai pengunjung sepertinya sedang berziarah. setelah itu melewati sebuah jembatan yang dibawahnya terdapat sungai berarus deras dengan air berwarna kecoklatan. Pantas saja banyak truk-truk besar berlalu lalang didaerah ini, ternyata disini dijadikan daerah pertambangan pasir dan batu kali. Jadi itu penyebab jalanan rusak dan berdebu. Kami sudah prepare menggunakan masker dan sarung tangan, sehingga terhindar dari debu dan asap kendaraan.


TARAAAA!

Kami tiba di desa Kampung Sawah Kecamatan Rumpin. Ternyata aku baru tau kalau desa ini masuk kedalam pengelolaan PNPM Pariwisata Perdesaan tahun 2014. Semoga saja dapat dikelola dengan baik dan menjadi pusat pariwisata di Kabupaten Bogor.
Dan itu artinya 5 menit lagi kami sampai di kaki gunung munara. Tempat terakhir kami bisa menggunakan motor.



09.30 Selamat Datang di Situ Gunung Munara

Sebelum mendaki kami bersantai terlebih dahulu, sembari menunggu teman ka Malik yang masih diperjalanan dari Depok. Aku mengunjungi warung dekat dengan parkiran motor. Warung ibu Elo namanya. Ibu Elo menjual berbagai makanan, mulai dari goreng-gorengan, lontong,  ketan, mie instan, kopi, susu, teh, nasi uduk hingga soto. Cukup lengkap untuk mengisi perut sebelum pendakian. Terlebih aku belum sempat sarapan karena bangun kesiangan, hehe maklum malamnya habis bersabtu malam *sedikit curhat. Kata Bu Elo, gunung Munara hanya ramai dikala sabtu dan minggu, dan baru 2 minggu belakangan ramai pendaki dari berbagai daerah. Pendakian hanya setengah jam. WOW! Pendakian tersingkat selama aku mendaki, eh tapi tunggu dulu kadangan apa yang warga sekitar bilang belum tentu sama dengan realita. Yukyuk, makan dulu, enak dan tidak terlalu mahal loh. Tapi tenang buat yang merasa belum lapar ketika dikaki gunung, nanti disetiap pos ada penjual makanan, namun harganya sedikit tidak bersahabat. Sekitar 2 kali lipat harga bisa.


11.00 Let's GOOOOOOOOOO!

Teman ka Malik sudah datang, kami segera mengurus simaksi. Dari beberapa blog pendaki simaksi hanya 3 ribu rupiah, tapi ketika kami kesana dikenakan 5 ribu rupiah untuk 1 orang dan 5 ribu rupiah untuk 1 motor (biaya sewaktu-waktu dapat berubah). Karena kami berlima dan membawa 3 motor kami dikenakan biaya 40 ribu rupiah. Dan itu ka Malik semua yang bayar hahaha maklum doi udah kerja, sesekali amal sama kita yang masih jadi mahasiswa tingkat akhir.
Perjalanan dimulai.

Baru sekitar 10 menit pendakian aku sudah merasa lelah dan sesak, tidak ada bonus sama sekali, track naik terus. Kepala pusing dan lidah tersa pahit. Wajar aku akhir-akhir ini sudah jarang berolahraga dan tadi tidak sarapan terlebih dahulu. Tips untuk kalian yang mau mendaki, sependek apapun pendakian kalian tetap harus sarapan dan persiapan rajin olahraga sebelumnya ya. Jangan sampai seperti aku, contoh yang kurang baik =D. Tapi tetap aku tidak menyerah, sadar diri sih aku memang bukan orang yang memiliki fisik yang kuat tapi insya Allah punya sebuah bekal semangat yang tinggi. Huuuhuuu. Minum sedikit, Tarik nafas, langsung berdiri lagi, aku siap!

Tak terasa sudah sampai di pos 2




"Sumur Belek"

"Warung Bapak H. Sarfudin"

            Di pos 2 ada sebuah warung singgah milik bapak H. Sarfudin, bapak ini menjual berbagai minuman botol, makanan dan juga petisan. Seger untuk pendakian siang hari, tapi tetap ingat harus sudah makan nasi terlebih dahulu. Di samping warung saya melihat ada sebuah sumur kecil yang disebut dengan “Sumur Belek”, kenapa dinamakan demikian, katanya dahulu banyak orang-orang yang mendaki dan singgah disumur ini untuk mencuci wajah makanya dinamakan sumur belek.
Ini nih view yang akan kita temui selama pendakian
11.50 Puncak gunung Munaran. Batu Belah
AKHIRNYAAAAAAA..

"Diantara Dua Puncak Gunung Munara"

Sampai puncak dengan selamat, dengan keringat mengalir.

"View Puncak Munara"

Punak munara hari itu sangat ramai, maklum hari libur. Kami bertemu dengan komunitas Traveller Indonesia mereka menggunakan kaos berwarna hitam abu-abu. Puncak munara terdiri dari dua batu yang terbelah, kami mendaki batu yang sebelah kiri karena kami melihat baru disebelah kanan cukup penuh dan kemungkinan tidak muat lagi bila kami bergabung disana. Untuk sampai puncak kami harus menggunakan tali karena track batu yang cukup sulit, untuk yang sudah pernah wall climbing tidak apa tanpa tali tapi tetap harus berhati-hati, salah sedikit bisa jatuh dan berakibat fatal. Dari puncak terlihat pemandangan indah, hamparan sawah, pohon-pohon hijau.

”Tuhan sungguh indah alam ciptaan-Mu, berjanji dalam diri dan hati ini untuk terus menjaga dan melestarikan alam ini. Dari puncak gunung aku merasa kecil, tidak ada satu alasan pun untuk aku menyombongkan diri.”
“Bagi ku sebuah pendakian bukan sekedar untuk menikmati alam dan pemadangan indahnya saja, lebih dari itu, sebuah pendakian dan perjalanan dapat menjadi guru terbaik untuk mengetahui bagaimana diri kita, kualitas diri kita, sikap kita.”
-          GOING OUT IS GOING IN

Menurut info yang saya dapatkan dari beberapa website gunung munara memiliki banyak sejarah.
Ini foto bukti bahwa banyak sejarah di gunung Munara

"Gadogan Kuda"
Perjalanan turun

Oleh-oleh yang bisa kita dapatkan berupa sticker, gantungan kunci, gelang, bad bisa di dapatkan di depan kedai kopi petualang ini.

"Kedai Kopi Petualang"

SEKIAN, selalu INGAT ketika mendaki hanya boleh melakukan 2 hal : Pertama, yang boleh diambil hanya foto; Kedua, yang boleh ditinggalkan hanya jejak kaki.

@PusvitaDiana


"Me"


"Me"






"Me - Ka Iam - Ka Nandher - Ka Malik"

Komentar

Postingan Populer